Kecelakaan Pesawat Terbang


Salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan telah menemukan titik terang: nasib Malaysia Airlines MH370 yang hilang tanpa jejak pada 8 Maret 2014.
Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, mengonfirmasi bahwa bagian sayap atau flaperon yang ditemukan di Pulau La Reunion berasal dari MH370. Meski, belum diketahui pasti di mana badan kapal terbang dan bagaimana nasib 239 orang yang ada di dalamnya.
Penyelidik juga masih harus menemukan kotak hitam: perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) dan perekam kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) untuk menguak apa yang menyebabkan kapal terbang milik maskapai negeri jiran itu berbelok dari rutenya -- Kuala Lumpur ke Beijing -- hingga akhirnya jatuh di Samudera Hindia.
MH370 hanya 1 dari sekian banyak kecelakaan udara yang tidak diketahui pasti penyebabnya.
Tak selalu ada saksi mata dalam sebuah kecelakaan pesawat. Penyebabnya pun tak selalu tunggal, kecuali yang memimpa Malaysia Airlines yang dirudal di langit Ukraina pada 2014.
Secara garis besar, ada 4 penyebab utama kecelakaan pesawat,yaitu :
1.    Kerusakan Mesin.
2.    Faktor Cuaca.
3.    Kesalahan Manusia.
4.    Kesengajaan.

Berikut adalah rangkuman beberapa kejadian kecelakaan pesawat yang disebabkan oleh tindakan secara sengaja oleh pilot atau kopilot atau awak kabin, dirangkum KompasTekno dari situs Aviation Safety Network.

26 September 1976
Seorang pilot Rusia mencuri pesawat Antonov 2 dan ditabrakkan ke sebuah flat (rumah susun) di daerah Novosibrik tempat mantan istrinya yang sudah bercerai tinggal.
Korban jiwa: 12 orang

22 Agustus 1979
Seorang mekanik yang baru saja dipecat masuk ke sebuah hanggar di Airport di Bogota, Kolombia, dan mencuri pesawat transport militer HS-748. Pesawat tersebut ia terbangkan dan dijatuhkan di wilayah berpenduduk.
Korban jiwa: 40 orang

9 Februari 1982
DC-8 yang dioperasikan oleh Japan Airlines jatuh di perairan dangkal di Tokyo Bay setelah kapten pesawat menon-aktifkan otopilot saat pesawat dalam fase final approach (mendarat, sudah dekat dengan landasan) di Bandara Haneda. Kapten pesawat mendorong kontrol pesawat turun dan throttle ditutup (idle). Kopilot berusaha mengambil alih kendali, tetapi pesawat tetap jatuh. Kapten tersebut menderita gangguan jiwa yang disebut psychosomatic atau penyimpangan mental.
Korban jiwa: 24 orang

7 April 1994
Seorang karyawan FedEx yang akan dipecat dari jabatannya duduk di kursi jump seat (kursi lipat tambahan di dalam kokpit) dalam pesawat milik FedEx yang terbang ke San jose. Ia berniat untuk membunuh kru pesawat dengan sebuah palu dan menggunakan pesawat untuk bunuh diri dengan menabrakkannya ke markas FedEx di Memphis, AS. Perkelahian terjadi di dalam kokpit. Dua kru kabin berhasil melumpuhkan penyerang, sementara kopilot berkonsentrasi menerbangkan pesawat.
Korban jiwa: 0

13 Juli 1994
Mekanik Angkatan Udara Rusia mencuri pesawat di Kubinka Air Force Base untuk bunuh diri. Pesawat jatuh saat kehabisan bahan bakar di udara.
Korban jiwa: 1 orang

21 Agustus 1994
ATR-42 milik Royal Air Maroc jatuh di Pegunungan Atlas setelah takeoff dari Adigair, Maroko. Kecelakaan tersebut diduga kapten pilot mematikan otopilot dan dengan sengaja menjatuhkan pesawat. Namun, Serikat Pilot Maroko menolak temuan tersebut.
Korban jiwa: 44 orang

19 Desember 1997
Silk Air penerbangan 185, Boeing 737 yang terbang dari Jakarta, Indonesia, menuju Singapura jatuh di Sungai Musi setelah pesawat menurunkan ketinggian dengan cepat dari ketinggian jelajah. Penyelidik AS, NTSB, menyimpulkan kapten melakukan bunuh diri dengan mematikan kotak hitam (FDR/flight data recorder) dan menjatuhkan Boeing 737 yang dipilotinya. Hal itu diduga dilakukan saat kopilot keluar dari ruangan kokpit.

Sepanjang tahun 1997, kapten pilot yang menerbangkan Silk Air 185 mengalami berbagai kesulitan terkait pekerjaan. Selain itu, ia juga diketahui memiliki kesulitan ekonomi.
Korban jiwa: 104 orang

11 Oktober 1999
Pilot Air Botswana yang dilarang terbang (grounded) karena alasan medis menerbangkan ATR-42 tanpa izin. Ia mengajukan beberapa permintaan melalui radio dan akhirnya menyatakan akan menabrakkan pesawat. Pesawat tersebut akhirnya jatuh di sebuah parkiran di mana terdapat dua buah pesawat ATR-42 lain yang sedang diparkir di Bandara Gaborone, Botswana.
Korban jiwa: 1 orang

31 Oktober 1999
Egypt Air nomor penerbangan 990, Boeing 767 terjun dari ketinggian jelajah setelah 30 menit terbang dari Bandara JFK, New York, setelah kapten pesawat keluar kokpit. Penyelidikan menyimpulkan kopilot secara sengaja menjatuhkan pesawat walau tidak ada bukti konklusif.

Penyelidik AS, NTSB, menyimpulkan bahwa kecelakaan terjadi karena kontrol yang dilakukan oleh first officer (kopilot). Alasan kontrol yang dilakukan kopilot tersebut belum ditentukan atau disimpulkan. Pihak Egypt Air menolak hasil temuan NTSB tersebut.
Korban jiwa: 217 orang

17 Juli 2012
Pilot komersial yang kekasihnya baru saja dibunuh di Colorado berhasil menyusup ke Bandara Saint George di Utah, AS, dan terbang dengan pesawat Canadair RegionalJet. Pilot menyalakan mesin pesawat dan menurut petugas keamanan, pesawat mulai bergerak sebelum akhirnya menabrak sebuah bangunan terminal di bandara tersebut, menewaskan dirinya sendiri yang ada di dalam pesawat.
Korban jiwa: 1 orang

29 November 2013
LAM penerbangan 470, sebuah pesawat ERJ-190 jatuh dengan cepat saat terbang antara rute Maputo dan Luanda, sebelum akhirnya jatuh di Namibia. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa pesawat tersebut sengaja dijatuhkan. Kapten memberikan input kontrol yang mengarahkan pesawat ke tanah, sesaat setelah kopilot keluar kokpit.
Korban jiwa: 33 orang

8 Maret 2014
Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, China, hilang setelah 40 menit takeoff. Pesawat diduga jatuh di Samudra Hindia. Para pakar menyimpulkan bahwa kejadian tersebut dilakukan secara sengaja oleh salah satu pilot pesawat, tetapi kejadian ini masih dalam investigasi. Serpihan pesawat hingga saat ini juga belum ditemukan.
Korban jiwa: 239 orang

24 Maret 2015
Airbus A320 milik maskapai Germanwings jatuh di Pegunungan Alpen saat terbang dari Barcelona, Spanyol, ke Dusseldorf, Jerman. Pihak jaksa di Perancis yang mendengarkan suara CVR (cockpit voice recorder) menyimpulkan kapten pilot terkunci di luar kokpit dan tidak bisa masuk ke dalam. Kopilot kemudian diduga secara sengaja menjatuhkan pesawat ke pegunungan di bawahnya.
Korban jiwa: 150 orang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Virtual Reality (VR) Cardboard

Gojek VS Ojek Pangkalan/Konvensional

Produk Teknologi Kesehatan Terbaru