PENYEBAB DAN DAMPAK KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA


Indonesia merupakan salah satu Negara tropis yang memiliki wilayah hutan terluas kedua di dunia. Keberadaan hutan ini tentunya merupakan berkah tersebdiri. Hutan merupakan ekosistem alamiah yang keanekaragaman hayatinya sangat tinggi. Keberadaan hutan di Indonesia sangat penting tak hanya untuk bangsa Indonesia tetapi juga bagi semua makhluk hidup di bumi. Hutan di Indonesia sering dijuluki sebagai paru-paru dunia. Hal ini wajar mengingat jumlah pepohonan yang ada di dalam kawasan hutan ini bisa mendaur ulang udara dan menghasilkan lingkungan yang lebih sehat bagi manusia. Sayangnya, akhir-akhir ini kebakaran hutan di Indonesia semakin sering terjadi. Penyebabnya bisa beragam yang dibagi ke dalam dua kelompok utama, alam dan campur tangan manusia. Menurut data statistik, kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90 % disebabkan oleh manusian dan selebihnya adalah kehendak alam.


Kebakaran hutan di Indonesia adalah peristiwa dimana hutan yang digologkan sebagai ekologi alamiah mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh aktfitas pembakaran secara besar-besaran. Pada dasarnya, peristiwa ini memberi dampak negatif maupun positif. Namun, jika dicermati, dampak negatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi ketimbang dampak positifnya. Oleh sebab itu hal ini penting untuk dicegah agar dampak negatifnya tidak merugikan manusia terlalu banyak. Salah satu upaya pencegahan yang paling mendasar adalah dengan memahami penyebab terjadinya kebakaran hutan di Indonesia. Di dalam Kamus Kehutanan yang diterbitkan oleh Kementrian Kehutanan RI, disebutkan bahwa kebakaran hutan disebabkan oleh alam dan manusia. Konteks alam mencakup musim kemarau yang berkepanjanganjuga sambaran petir. Sementara faktor manusia antara lain kelalaian membuang punting rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan lahan, api unggun yang lupa dimatikan dan masih banyak lagi lainnya.
Kebakaran hutan di Indonesia perlu ditanggulangi secara tepat sebab peristiwa ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Diantaranya : 

1.      Kebakaran hutan akan menyebarkan sejumlah emisi gas karbon ke wilayah atmosfer dan berperan dalam fenomena penipisan lapisan ozon.

2.      Dengan terbakarnya hutan, satwa liar akan kehilangan rumah tempat mereka hidup dan mencari makan. Hilangnya satwa dalam jumlah yang besar tentu akan berakibat pada ketidakseimbangan ekosistem.

3.      Hutan identik dengan pohon. Dan pepohonan identik sebagai pendaur ulang udara serta akarnya berperan dalam mengunci tanah serta menyerap air hujan. Jika pepohonan berkurang, dipastikan beberapa bencana akan datang seperti bajir atau longsor.

4.      Kebakaran hutan di Indonesia akan membuat bangsa kita kehilangan bahan baku industri yang akan berpengaruh pada perekonomian.

5.      Jumlah hutan yang terus berkurang akan membuat cuaca cenderung panas.

6.      Asap dari hutan akan membuat masyarakat terganggu dan terserang penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.

7.      Kebakaran hutan bisa berdampak pada menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke sebuah Negara.

8.      Dll

Polutan asap kebakaran hutan memberikan dampak negatif bagi kesehatan, diantaranya:

1.      Partikulat ( partikel kecil < 10µm, diameter aero dinamik < 2,5 µ ). Partikulat ini dapat terinhalasi melalui sitem pernapasan, terjadinya akut, dengan mengiritasi bronkus, menyebabkan inflamasi dan reaktifitas meningkat. Partikulat ini juga menyebabkan terjadinya berkurangnya bersihan mukosilier, mengurangi respon makrofag dan imunitas local serta reaksi fibrotic. Efek potensial pada kesehatan adalah mengi, asma eksaserbasi, infeksi saluran nafas, bronchitis kronik, PPOK (Fikri,dkk, 2012).

2.      Karbon monoksida. Polutan ini berikatan dengan hemoglobin menghasilkan karboksi hemoglobin yang mengurangi transport oksigen ke organ vital dan menyebabkan gangguan janin. Sebagaimana kita ketahui seorang ibu hamil akan mengalami anemia fisiologis. Kadar hemoglobin yang kurang dalam darah dan diperberat dengan turunnya kadar oksigen dalam darah menyebabkan ibu hamil kekurangan oksigen bagi dirinya dan untuk menyuplai bayinya. Hal ini menyebabkan kelahiran berat badan bayi lahir rendah dan meningkatnya kasus kematian perinatal ((Fikri dkk, 2012). Dengan kadar oksigen yang sangat kurang hal ini mempengaruhi kerja sel otak khususnya balita. Otak sangat sensitive terhadap kekurangan oksigen. Kekurangan oksigen dalam waktu 5 menit dapat menyebabkan kematian sel otak secara permanen. Hal ini la yang menyebabkan pada jangka panjangnya kecerdasan anak akan menurun.

3.      Hidrokarbon aromatic polisiklik (Benzo-alpyrene. Polutan ini bekerja sebagai karsinogen yang dapat menyebabkan kanker paru, kanker mulut, nasofaring dan laring.

4.      Nitrogen dioksida. Polutan ini merupakan pajanan akut yang menyebabkan reaktivitas bronkus. Pajanan kronik dapat meningkatkan kerentanan infeksi bakteri dan virus. Efek potensial pada kesehatan menimbulkan mengi, asma eksaserbasi, infeksi saluran nafas, berkurangnya fungsi paru anak.

5.      Sulfur dioksida. Polutan ini sebagai pajanan akut yang menyebabkan reaktivitas bronkus. Hal ini member dampak bagi kesehatan, menimbulkan mengi, asma eksaserbasi, PPOK eksaserbasi, penyakit kardiovaskuler.

6.      Kondesat asap biomass, termasuk hidrokarbon aromatic polisiklik dan ion metal. Polutan ini masuk kemata dan diabsorbsi oleh lensa, sehingga terjadi perubahan oksidatif. Hal ini dapat menyebabkan katarak pada mata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Virtual Reality (VR) Cardboard

Gojek VS Ojek Pangkalan/Konvensional

Produk Teknologi Kesehatan Terbaru